Viral! Siswa SMK Rakitan Motor Listrik yang Menghebohkan Dunia Otomotif
Hidup sering kali terasa seperti permainan nasib. Ada yang lahir langsung berada di puncak, ada pula yang harus mendaki dari dasar jurang. Tapi sesekali, dunia disadarkan oleh satu kisah yang luar biasa. Bukan soal uang semata, melainkan tentang tekad manusia untuk mengubah takdir. mg4d Inilah kisah Riko, seorang penjual cilok keliling dari Bandung yang kini menjadi pendiri startup digital sukses dan dikenal di berbagai forum nasional.
Mengharukan: Anak Tukang Parkir yang Tak Pernah Menyerah Belajar
Riko lahir di lingkungan kumuh dekat terminal. Ayahnya seorang tukang parkir, ibunya menjual sayur keliling. Mereka hidup dalam serba kekurangan, namun keluarga kecil ini memegang teguh satu nilai: pendidikan adalah cahaya.
Sejak kecil, Riko sudah terbiasa menjajakan cilok buatan ibunya selepas pulang sekolah. Ia berjalan dari gang ke gang, dari terminal ke sekolah, sambil membawa ember plastik kecil berisi cilok panas dan sambal kacang.
“Kadang pulang sekolah masih pakai seragam, langsung jualan. Tapi saya bawa buku juga. Kalau lagi sepi pembeli, saya belajar,” kenangnya.
Orang-orang di sekitar menganggap Riko seperti anak kecil biasa. Tak ada yang menyangka bahwa dari tangan kecil yang mendorong gerobak cilok itu, suatu hari akan lahir seorang inovator digital yang mengubah cara UMKM bekerja di Indonesia.
Menggugah: Ketika Internet Jadi Jendela Masa Depan
Saat Riko duduk di bangku SMA, ia mulai tertarik pada komputer. Tapi tentu saja, keluarganya tak mampu membeli satu pun perangkat elektronik. Ia hanya bisa mengakses internet dari warnet dengan sisa uang hasil jualan.
Di sanalah ia mengenal coding, desain grafis, dan cara membangun aplikasi sederhana. Ia mulai membuat logo untuk warung tetangga, desain undangan pernikahan, bahkan membantu teman-temannya membuat blog pribadi.
Satu titik balik terjadi ketika Riko mengikuti lomba desain poster tingkat kota dan menang. Hadiah yang ia terima ia gunakan untuk membeli laptop bekas. Sejak saat itu, malam-malamnya diisi dengan belajar membuat website dan aplikasi.
Riko kemudian membuat aplikasi sederhana bernama CilokGo, sebuah sistem pemesanan cilok online yang awalnya hanya digunakan oleh 10 orang tetangga. Namun ternyata, ide itu menarik perhatian komunitas digital lokal.
Seorang mentor startup melihat potensi di aplikasi tersebut dan mengajak Riko bergabung ke program inkubasi startup untuk remaja dari kalangan tidak mampu.
Menginspirasi: Membangun Aplikasi UMKM dari Nol Hingga Dipuji Menteri
Berkat pembinaan dan kegigihan luar biasa, Riko berhasil mengembangkan CilokGo menjadi PasarGo, sebuah platform digital yang menghubungkan pedagang kecil, penjual kaki lima, hingga ibu rumah tangga yang berjualan dari rumah dengan konsumen di lingkungan sekitarnya.
Aplikasi ini mempermudah pemesanan, pembayaran, dan bahkan sistem pre-order makanan rumahan. Yang membuatnya unik adalah fitur “Lacak Penjual”, yang memungkinkan pembeli melihat jalur keliling para pedagang seperti tukang sayur, tukang tahu bulat, hingga penjual roti.
PasarGo mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Di saat pandemi melanda, aplikasi ini menjadi penyelamat bagi banyak pelaku usaha kecil yang kehilangan pembeli. Tak heran jika dalam waktu 1 tahun, pengguna aktif aplikasi ini mencapai 1 juta orang.
Pada ajang Startup Nasional 2024, Riko tampil sebagai finalis termuda dan satu-satunya yang berasal dari latar belakang non-teknis. Ia memukau para juri dengan presentasinya yang sederhana namun menyentuh, penuh empati terhadap rakyat kecil.
“Kita tidak bisa tunggu rakyat kecil menyesuaikan diri dengan teknologi. Kita yang harus bawa teknologi ke mereka,” ucap Riko dalam presentasi yang membuat seluruh ruangan berdiri memberikan tepuk tangan.
PasarGo meraih juara pertama dan mendapatkan pendanaan awal dari investor sosial. Riko pun diundang ke berbagai forum, termasuk menjadi pembicara di depan Menteri Koperasi dan UMKM.
Menghebohkan: Viral di Media Sosial, Diangkat Jadi Duta Digital UMKM
Tak lama setelah kemenangannya, kisah Riko viral di media sosial. Video masa kecilnya menjajakan cilok sambil membaca buku tersebar luas. Banyak yang terharu dengan transformasinya, dari anak jalanan ke CEO muda yang santun dan cerdas.
Berbagai media nasional berlomba mewawancarai Riko. Ia diundang ke acara talk show, podcast pengusaha muda, hingga masuk ke dalam daftar “30 Tokoh Muda Paling Berpengaruh” versi sebuah majalah bisnis.
Kementerian UMKM bahkan mengangkat Riko sebagai Duta Digital UMKM Indonesia, yang bertugas mengenalkan teknologi digital ke pasar-pasar tradisional dan desa-desa.
Namun di tengah ketenarannya, Riko tetap sederhana. Ia masih tinggal di rumah kontrakan bersama orang tuanya, dan setiap Jumat ia rutin membagikan sembako dan membuka pelatihan gratis untuk pedagang kecil di daerahnya.
“Saya tahu rasanya jualan dari pagi sampai malam tapi nggak laku. Jadi, kalau hari ini saya bisa bantu mereka, itu kebahagiaan saya,” katanya.
Pesan Riko: Jangan Remehkan Potensi Anak Kecil Penjual Cilok
Bagi Riko, pendidikan tak harus mahal. Ia percaya bahwa selama seseorang punya niat belajar dan pantang menyerah, maka tidak ada batas untuk bermimpi besar. Teknologi telah membuka peluang yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya, dan siapa pun bisa mengambil bagian di dalamnya.
“Saya dulu belajar coding di warnet, desain di HP jadul, dan semua saya mulai dari nol. Kalau saya bisa, kamu juga bisa,” ujar Riko dalam salah satu seminar online-nya.
Ia juga mengingatkan bahwa bantuan kecil dari orang sekitar bisa mengubah hidup seseorang. “Waktu saya kecil, ada satu guru yang pinjamkan saya buku. Satu buku itu akhirnya jadi jendela masa depan saya. Jangan remehkan satu tindakan baik.”
Kini Riko tengah membangun versi baru dari aplikasinya: PasarGo 2.0, dengan fitur pembelajaran digital bagi pelaku UMKM. Ia juga bermimpi mendirikan Akademi Cilok, tempat pelatihan keterampilan digital gratis bagi anak-anak kurang mampu.
Penutup: Ketika Cilok Menjadi Jembatan Mimpi
Riko bukan hanya menjual cilok. Ia menjual harapan. Dari ember plastik sederhana itu, ia membawa impian yang kini menjadi kenyataan, bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk ribuan pedagang kecil yang kini punya panggung digital untuk bersaing.
Kisah Riko adalah pengingat bahwa asal mula kita tidak menentukan akhir kita. Yang menentukan adalah seberapa besar kita percaya, bekerja, dan berdoa untuk mengubah hidup kita sendiri—dan kehidupan orang lain.
Jadi, jika hari ini kamu merasa kecil, terpinggirkan, dan tidak punya jalan keluar, ingatlah Riko. Ingatlah bahwa mungkin saja, masa depanmu sedang dimasak perlahan… di atas panci cilok.